Assalammu'alaikum Wr. Wb..
Sesungguhnya ummat Islam yang beriman itu bersaudara:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
[Al Hujuraat 10]
Orang-orang yang beriman itu ibarat satu tubuh. Jika satu bagian sakit, yang lain ikut merasakan sakit:
Hadis riwayat Nukman bin Basyir ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. (Shahih Muslim No.4685)
Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. (Shahih Muslim No.4685)
Ummat Islam itu saling menguatkan satu sama lain:
Hadis riwayat Abu Musa ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian yang lain. (Shahih Muslim No.4684)
Rasulullah saw. bersabda: Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian yang lain. (Shahih Muslim No.4684)
Allah melarang ummat Islam untuk bercerai-berai:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada
di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.
Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang
yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas
kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang
berat,” [Ali ‘Imran 103-105]
Terkadang ada kelompok khawarij yang
berusaha memecah-belah persatuan ummat Islam dengan sengaja fokus
membahas masalah Khilafiyah dan Furu’iyah. Berbagai masalah yang cuma
tercantum di hadits sengaja diperdebatkan panjang lebar meski pihak lain
di luar kelompoknya punya hujjah hadits yang kuat dan sahih juga.
Ujung-ujungnya, mereka menista ummat Islam di luar kelompoknya sebagai
sesat, bid’ah, dan sebagainya.
Padahal jangankan Hadits, ayat Al Qur’an
pun jika mutasyabihaat (tidak jelas artinya) dilarang untuk dicari
maknanya sehingga menimbulkan perdebatan dan perpecahan. Silahkan baca:
“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al
Quran) kepada kamu. Di antara isi nya ada ayat-ayat yang muhkamaat,
itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat)
mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada
kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah.
Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan
tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang
berakal.” [Ali ‘Imran 7]
Kenapa ummat Islam diserang dan dibantai di Afghanistan, Iraq, Palestina, dan sekarang di Myanmar?
Itu tak lepas dari kesalahan ummat Islam sendiri yang suka berbantah-bantahan dan saling bunuh sesamanya.
Lihat bagaimana ummat Islam di Libya saling bunuh sehingga yg berkuasa sekarang kelompok sekuler Liberal yg pro AS dan Israel.
Lihat bagaimana Suriah yang dulunya
melawan Israel dan mendukung perjuangan Hizbullah di Lebanon dan Hamas
di Palestina yg melawan Israel sekarang juga sibuk saling bunuh.
Begitu mudahkah ummat Islam diadu-domba
hingga saling bunuh dan melupakan jihad untuk menyelamatkan saudarainya
dari pembantaian kaum yg jelas2 kafir?
Politik Devide et Impera (Pecah Belah dan
Kuasai) yang sudah diterapkan Belanda 400 tahun lalu rupanya tidak basi
dan masih manjur untuk memecah belah ummat Islam.
“Dan taatlah kepada Allah dan
Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu
menjadi gentar dan hilang kekuatanmu…” [Al Anfaal 46]
Kelompok Khawarij ini tak
segan-segan menista ummat Islam yang berbeda pendapat dengan mereka
dengan berbagai sebutan yang mereka sendiri tidak suka. Padahal itu
dilarang oleh Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi
yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan
perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu
lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka
itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Hujuraat 11-12]
“Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran” (Bukhari no.46,48, muslim no. .64,97, Tirmidzi no.1906,2558, Nasa’I no.4036, 4037, Ibnu Majah no.68, Ahmad no.3465,3708)
Agar tidak berpecah-belah, hendaknya kita berpegang pada Al Qur’an dan Hadits.
Sabda Rasulullah Saw: “Aku tinggalkan padamu dua hal, yang tidak akan sesat kamu selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya.”(HR Ibnu ‘Abdilbarri)
Sabda Rasulullah Saw: “Aku tinggalkan padamu dua hal, yang tidak akan sesat kamu selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya.”(HR Ibnu ‘Abdilbarri)
Kemudian ikuti juga ijma’ (kesepakatan)
para ulama Salaf (yang benar-benar Salaf/terdahulu) seperti Imam Malik,
Imam Hanafi, Imam Syafi’I, dan Imam Hambali. Para Imam tersebut meski
kadang berbeda pendapat, namun tidak mengkafirkan atau saling cela satu
sama lain. Para Imam itulah yang hendaknya kita ikuti:
“Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan ummatku atau ummat Muhammad berkumpul (besepakat) di atas kesesatan” (Tirmidzi no.2093, Ahmad 6/396)
Tak jarang ummat Islam terpecah ke dalam
kelompok-kelompok kecil yang saling bertikai satu sama lain. Mereka
larut dalam fanatisme golongan (Ashobiyyah):
Ka’ab bin ‘Iyadh Ra bertanya, “Ya
Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong
fanatisme?” Nabi Saw menjawab, “Tidak, fanatisme (Ashabiyah) ialah bila
seorang mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman.” (HR. Ahmad)
Bukan termasuk umatku siapa saja yang menyeru orang pada ‘ashabiyah (HR Abu Dawud).
Dalam hadits yang lain Nabi mengatakan
bahwa orang yang mati dalam keadaan ashobiyah (membela kelompoknya,
bukan Islam), maka dia masuk neraka.
Ada yang ashobiyyah dalam hal
kebangsaan/nasionalisme. Hingga sesama Muslim karena beda Negara,
Misalnya Malaysia dengan Indonesia, jadi saling ejek bahkan pernah
perang sebelumnya. Padahal baik Negara Malaysia mau pun Indonesia 100
tahun lalu belum ada (Indonesia baru ada tahun 1945) dan 100 tahun ke
depan pun belum tentu masih ada. Buktinya Timtim sudah lepas dan Negara
Uni Soviet yang besar saja sudah runtuh. Sedang Islam, ribuan tahun
tetap ada. Bahkan di akhirat pun insya Allah tetap ada.
Ada juga sebagian Muslim yang
memecah-belah agama Islam jadi beberapa aliran. Tak jarang ada yang
khawarij yang menyatakan hanya kelompoknya saja yang benar, sedang ummat
Islam lain di luar kelompoknya mereka anggap sesat:
“Yaitu orang-orang yang memecah-belah
agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan
merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” [Ar Ruum:32]
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah
belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun
tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah
terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka
apa yang telah mereka perbuat.” [Al An’aam:159]
Mereka menamakan kelompoknya
masing-masing dengan nama tersendiri selain Muslim. Dengan nama selain
Muslim itulah mereka bangga-banggakan kelompoknya sambil menista
kelompok lain. Padahal Allah telah menamakan kita sebagai Muslim:
هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ
Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu..” [Al Hajj 67]
Padahal Allah menamai kita Muslim dan menyuruh kita berdoa agar diwafatkan sebagai seorang Muslim:
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
“…Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran
kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri
(kepada-Mu).” [Al A’raaf 126]
Oleh karena itu mari kita kembali ke jalan yang lurus.
Lupakan ashobiyyah / fanatisme golongan. Sebaliknya mari hidupkan ukhuwah Islamiyyah karena ummat Islam itu bersaudara dan seperti satu tubuh yang saling menguatkan satu sama lain. Tempatkan Islam di atas yang lain termasuk kepentingan kelompok.
Lupakan ashobiyyah / fanatisme golongan. Sebaliknya mari hidupkan ukhuwah Islamiyyah karena ummat Islam itu bersaudara dan seperti satu tubuh yang saling menguatkan satu sama lain. Tempatkan Islam di atas yang lain termasuk kepentingan kelompok.
Source : http://syiarislam.net